Pintar Itu Berpura-pura Bodoh



Pintar Itu Berpura-pura Bodoh
The image is Pixabay property

Dalam salah satu bukunya, Secrets of Power Negotiating, Roger Dawson menjelaskan bahwa salah satu prinsip negosiasi adalah Berpura-pura Bodoh. Keberpura-puraan kita ini bisa membuat lawan negosiasi kita enggan untuk bersaing dengan kita. Mana mungkin ada orang yang mau berkompetisi dengan orang yang tampak bodoh, tidak tahu apa-apa? Orang akan lebih suka untuk berkompetisi dengan orang yang tampak tahu banyak (pintar).


Ketika berkompetisi dengan orang yang tampak bodoh, kemenangan bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Siapa yang tidak bisa menang kalau hanya berkompetisi dengan orang bodoh? Sebaliknya, jika berkompetisi dengan orang yang tampak banyak tahu (pintar), kompetisi akan lebih kompetitif dan kemenangan merupakan suatu kepuasan. Lalu, bagaimana dalam kehidupan sehari-hari, perlukah kita berpura-pura bodoh? Jawabnya, mungkin. Namun, itu tergantung pada kondisi yang melingkupi kita saat itu.

1. Berpura Pura Bodoh = Membuka Peluang Belajar

Katakanlah saat ini anda sedang berada pada lingkungan kerja baru. Sebagai orang baru, ada baiknya anda berpura-pura bodoh. Dengan begini, teman kerja atau bahkan bos anda akan banyak memberitahu anda bagaimana cara bekerja dengan baik, bagaimana cara kerja suatu alat tertentu dst. Saat itulah anda bisa mempelajari banyak hal. Beban anda pun sedikit berkurang jika anda melakukan kesalahan.

Hal ini lebih menguntungkan dibanding dengan ketika anda berpura-pura tahu. Karena anda sudah kelihatan banyak tahu, maka tanggungjawab akan langsung diberikan kepada kita tanpa ada pendampingan.

2. Berpura Pura Bodoh = Menekan Egoisme Sok Tahu

Siapa sih orang yang suka terlihat bodoh? Atau siapa orang yang suka dianggap bodoh? Orang akan lebih sreg kelihatan pintar dan banyak tahu meski sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Tampak bodoh memang tidaklah enak. Orang akan memandang sebelah mata kepada orang yang tampak bodoh. Namun, Berpura-pura bodoh bisa menghindarkan kita dari rasa sok tahu. Kalau kita benar-benar tahu tidak Jadi masalah, tapi kalau tidak, ujung-ujungnya orang tidak akan lagi percaya kepada kita.

3. Berpura Pura Bodoh = Memberi Peluang Menang

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, ketika kita berpura-pura bodoh maka orang akan memandang sebelah mata kepada kita, bahkan mungkin juga dengan rasa kasihan. Kompetitor kita mungkin tidak akan memperhitungkan kita sebagai lawan yang patut diwaspadai. Pada saat inilah kita memiliki kesempatan yang lebih terbuka untuk melancarkan jurus-jurus kesuksesan kita. Kita akan lebih bebas bergerak dan beraksi.

Dalam film Columbo, Peter Falk berperan sebagai seorang detektif yang berjalan kesana kemari dengan mengenakan jas hujan tua dan sepertinya pikirannya kacau, sambil mengunyah putung rokok lama. Dia selalu menunjukkan ekspresi yang menunjukkan seolah-olah ia telah salah meletakkan sesuatu dan tidak dapat mengingat benda apa yang dicarinya, apalagi mengingat dimana ia meninggalkan benda itu. Dalam kenyataannya, caranya bertindak begitu membahayakan sehingga pembunuh mendekatinya dan mendorongnya memecahkan kasus-kasusnya karena ia nampak begitu tidak berdaya. Dalam hal ini, kesuksesan Peter Falk berhubungan dengan kepandainya berpura-pura bodoh.

Berpura-pura bodoh mungkin memberi kita banyak keuntungan. Namun sekali lagi, kita tidak bisa berpura-pura bodoh pada semua kondisi. Ada saat dimana kita harus menunjukkan bahwa kita memang tahu. Misalnya, ketika kita menjadi dokter. Sangat tidak mungkin jika kita berpura-pura bodoh didepan pasien kita. Karena dampaknya akan sangat fatal pada pasien atau mungkin juga pada kita karena orang tidak akan percaya lagi pada kemampuan kita. Kita harus bisa menempatkan diri kapan kita Berpura Pura Bodoh dan kapan kita menunjukkan bahwa kita orang yang benar-benar tahu, bukan sok tahu.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda.


Penulis: Walfianto
Lihat artikel menarik lainnya dalam http://walfianto.mywapblog.com


No comments:

Post a Comment